Keanekaragaman Berpadu dalam Eloknya Babel

Ditulis Oleh Mira Ayu Pratiwi | Visitor 2236 ( )

Visit  Sumsel  2011  -  Pesona  Pantai  Tanjung  Kiras  adalah  pesona pantai  dengan  panorama menawan.  Perpaduan  antara bukit,  pantai  berbatu  dan  pulau-pulau  kecil  yang  terlihat sangat jelas dari bibir pantai tak luput dari pandangan. Pantai tanjung kiras berjarak sekitar 70 Km dari kota Tanjungpandan,  pantai  ini  terletak  di  desa padang  kandis  kecamatan  membalong. Keunikan  pantai  tanjung  kiras  dimiliki  dengan  suasananya yang  masih  sangat  alami  sehingga akan  sangat  menarik  bila dikunjungi  oleh  wisatawan  yang  menyenangi  panorama  alam yang masih asri dan natural alias jarang terjamah. Biasanya, di Pantai ini diadakan upacara tradisional Buang Jong yang merupakan upacara ritual suci dari suku Sawang suku asli dari pulau Belitung. Upacara diselenggarakan  di  tepi  pantai  dengan  cara menghanyutkan  sebuah  kapal  kecil  yang dihiasi dengan daun kelapa dan beberapa rnacam bahan persembahan didalamnya. Tradisi ini biasanya dilaksanakan  antara bulan  Agustus  sampai  November  oleh  suku  Sawang  untuk memperoleh keselamatan disaat mereka berlayar di laut.

Selanjutnya, mendekati bulan Juli masyarakat di Bangka Belitung mengenal istilah “Bulan Tujuh Musim Kawin“.  Istilah  itu  muncul  dari  salah  satu  bentuk  kebiasaan  dan  budaya yang berlangsung cukup lama dan menjadi keunikan tradisi budaya masyarakat Bangka Belitung itu sendiri.  Sebenarnya hal  ini  lebih  berkaitan  pada  adanya masa panen  kebun  para penduduk (umumnya berkebun Lada) yang bertepatan pada bulan Juni sampai Agustus setiap tahunnya. Pola tanam lada di  Bangka Belitung  yang  teratur  membuat  siklus  panen  pun  dapat  terjadi secara massal.  Dengan  adanya pendapatan  penghasilan  dari  panen  lada,  banyak  masyarakat Bangka Belitung yang melangsungkan pernikahan pada bulan-bulan tersebut, khususnya bulan Juli  yang  menjadi  puncak  panen  lada.  Budaya kawin  massal di Bangka Belitung lebih sering terjadi di  daerah  Bangka bagian  Selatan  ataupun  Belitung  bagian  timur.  Biasanya dalam satu kampung, terdapat banyak pasangan muda mudi yang melangsungkan acara perkawinan secara bersamaan.  Bahkan  kadang  kala mencapai  15-20  pasang  pengantin  yang  dinikahkan  dalam sehari. ln

Berbeda halnya dengan  eksotisme Gunung  Tajam yang  terletak  di  Kecamatan  Badau  yaitu  di Dusun  Air  Pegantungan  Desa Kacang  Butor  +/-  30  Km dari  Tanjungpandan.  Faktanya, Gunung Tajam adalah  sebuah  bukit  ketimbang  sebuah  gunung.  Gunung  Tajam berjarak kurang lebih 30km dari  Kota Tanjungpandan.  Pada sekitar  ketinggian  300  meter  dari  pendakian,  anda bisa menemukan Air Terjun kecil, yang bernama Air Terjun Gurok Beraye, dengan komposisi air yang sangat jernih dan dihuni oleh berbagai jenis ikan air tawar. Gunung Tajam pun terbagi menjadi dua, tampak  di  sebelah  kiri  Gunung  Tajam Laki,  dan  kanan  Gunung  Tajam Bini.  Tampak disebelah kiri  adalah  sebuah  menara pemancar  yang  sudah  berdiri  puluhan  tahun.  Selain  itu pula, kawasan  Gunung  Tajam  menjadi  salah  satu  daerah  tujuan  wisata dengan  atraksi  situs bersejarah makan penyebar agama Islam di Pulau Belitung, Syekh Abdullah Abu Bakar atau juga dikenal  dengan  nama  Husein  Abdullah.  Secara Geografis  Gunung  Tajam merupakan  gunung tertinggi  yang  ada di  Pulau  Belitung  Ketinggiannya kurang  lebih  510  M  dari  permukaan  laut. Gunung  tajam adalah  gunung  non-vulkanik.  Gunung  ini  disebut  Gunung  tajam karena apabila dilihat sekilas dari jauh, puncak gunung ini terlihat berbentuk segitiga lancip.

Tak hanya Perbukitan Tajam yang dapat ditemukan di Belitung. Bukit Samak atau lebih terkenal dengan nama A1 merupakan salah satu  tempat favorit di Manggar,kabupaten Belitung Timur. Selain tempatnya teduh dan dikeliling oleh pepohonan, pemandangan dari atas Bukit Samak ini juga sungguh  menakjubkan.  Pada bukit  ini  terdapat  kafe yang  dinamakan  Café Bukit  Samak. Bukit Samak  dulunya adalah  kawasan  elit  orang  Belanda dimana saat  itu  pada tempat ini banyak rumah-rumah  kediaman  eksekutif  perusahaan  tambang  timah  di  Manggar.  Tapi sekarang banyak  dari  mereka sudah  meninggalkan  rumah.  Yang  membuat  bukit  ini  menjadi keren adalah karena dari atas Bukit ini para pelancong dapat menemukan tempat yang menarik untuk melihat  laut  sekitar.  Dari  bukit  dengan  ketinggian  sekitar  130  m,  dapat  disaksikan hamparan laut, matahari terbit langsung (sunrise) tanpa terlindung oleh halangan. Dari bukit ini terlihat jelas sisi timur Pulau Belitung. Bahkan, sedikit menurun kearah barat dari bukit ini maka akan tampak keindahan dari pantai Nyiur Melambai.

Terlepas  dari  kekayaan  alam dan  keunikan  budayanya,  Belitung  juga terkenal  dengan  Batu meteor. Batu ini oleh orang belitung disebut BATU SATAM yang hanya bisa ditemukan dan tidak bisa dicari.  Batu Alam yang berusia Jutaan Tahun  ini adalah salah satu yang unik dari Provinsi Bangka Belitung.  Batu  Satam unik  berwarna hitam dengan  urat-uratnya yang  khas  itu  konon adalah hasil  proses alam atas reaksi tabrakan meteor dengan lapisan bumi  yang mengandung timah  tinggi  jutaan  tahun  silam.  Biasanya batu  satam ditemukan  saat  para penambang  timah
melakukan penambangan. Khasnya dari batu ini adalah batu Satam hanya ditemukan di pulau Belitung  saja.  Oleh  karenanya batu  satam  sangatlah  langka.  Batu  satam  yang  utamanya biasa untuk  hiasan  dan  koleksi.  Namun  banyak  orang  yang  juga memanfaatkan  untuk kepentingan magic,  karena diyakini  memiliki  energi  magic  yang  kuat.  Oleh  karena itulah banyak  mata tongkat  komando  dibuat  dari  batu  satam.  Ada juga yang  dipakai  untuk menawarkan  racun, untuk meramal dan lain-lain. Sejarahnya, pada tahun 1921 seorang Belanda bernama N. Wing Eatson dari kademi mstedam di Belanda menamakan batu ini dengan sebutan “Billitonite” atau  dalam bahasa Indonesia berarti  batu  dari  Belitung.  Sedangkan  nama  Satam berasal  dari bahasa China yaitu Sa yang artinya pasir, dan  Tam artinya empedu. Jadi Satam artinya secara keseluruhan  adalah  Empedu  Pasir,  begitu  orang-orang  china  di  Belitung menyebutnya.  batu Satam hitam bersudut  tak  beraturan.  Namun  ini  saja  sudah  jadi komoditi yang  cukup  mahal. Karena tak  bisa dipotong  atau  dilubangi,  perhiasan  yang menggunakan batu  Satam ini  pun bentuknya disesuaikan ( dibuat semacam ' kurungan' atau ' cakar' untuk menahannya) . Setelah diasah, permukaannya jadi lebih halus dan mengkilat.
 
Sumber  : Majalah Mingguan TRUST
Reporter  : Alfian Tri
News Editor  : Ichi Pratiwi


BAGIKAN
Facebook StumbleUpon Digg Twitter Delicious Reddit Technorati Mixx Linkedin
Related Blog Posts