PURA TAMAN AYU
Bali 2019-08-13 09:14:02Bali memang terkenal akan bangunan pura-puranya, beberapa diantaranya yang terkenal adalah Pura Taman Ayun, yang merupakan pura Paibon Raja Mengwi. Pura ini digunakan untuk memuja roh leluhur. Pura ini juga digunakan untuk pemujaan dan persembahyangan kepada para Dewa bagi masyarakat kerajaan Mengwi dalam memohon kesejahteraan.
Pura Taman Ayun yang terletak di Kecamatan Mengwi, Badung, Bali merupakan peninggalan bersejarah dari kerajaan Mengwi yang kini dijadikan destinasi wisata untuk traveller yang berkunjung ke Bali, khususnya wilayah Bali Utara. Jika dari kawasan Seminyak, traveller harus menempuh jarak sekitar 25 kilometer ke arah jalan Kerobokan, dengan waktu tempuh sekitar 1 jam lebih.
Pura Taman Ayun keberadaannya sudah sejak abad ke 17, atau sekitar tahun 1632 dimana pada saat itu pura ini milik kerajaan Mangapura yang dipimpin oleh I Gusti Agung Putu Raja yang menjadi raja saat itu. Dalam pembangunannya Pura ini dibangun oleh seorang keturunan Cina Banyuwangi yaitu Ing Khang Ghiew atau disebut dengan nama I Kaco.
Pura Taman Ayun juga merupakan bagian dari sembilan pura utama yang ada di Bali, seperti Pura Besakih, Pura Ulundanu, Pura Batur, Pura Uluwatu, Pura Batukaru, dan pura utama yang terkenal di Bali.
Bagi traveller pecinta sejarah, bisa melihat secara langsung bahwa pura ini dibagi menajdi empat halaman yang berbeda dan ketinggian yang berbeda. Halaman Pertama disebut dengan Jaba yang bisa dicapai hanya dengan melewati satu-satunya jembatan kolam dan Pintu gerbang. Begitu masuk di sana ada tugu kecil untuk menjaga pintu masuk dan di sebelah kanannya terdapat bangunan luas (wantilan) dimana sering diadakan sabungan ayam saat ada upacara. Di halaman ini, juga terdapat tugu air mancur yang mengarah ke 9 arah mata angin.
Lalu traveller juga bisa menjelajah halaman berikutnya, di sebelah kanan jalan terdapat sebuah komplek pura kecil dengan nama Pura Luhuring Purnama. Areal ke tiga atau Halaman ke dua, posisinya lebih tinggi dari halaman pertama untuk masuk ke halaman ini, pengunjung harus melewati pintu gerbang kedua. Begitu masuk, pandangan akan tertuju pada sebuah bangunan aling-aling Bale Pengubengan yang dihiasi dengan relief menggambarkan Dewata Nawa Sang.
Terakhir adalah area ke empat atau halaman terakhir adalah yang tertinggi dan yang paling suci. Disana terdapat pintu gelung yang paling tengah , dan pintu tersebut dibuka di saat ada upacara keagamaan yang biasanya tempat ke luar masuknya arca dan peralatan upacara lainnya.